Bandung - Brian Billy, siswa kelas 7 SMP BPK 1 tampak asyik merakit robot. Keryit di dahinya pertanda dirinya tengah berkonsentrasi. Sedangkan Ruben Aprianto, rekan satu timnya juga sibuk dengan laptopnya. Ruben tengah memasukkan logika-logika program agar robot yang dirakit oleh Billy bisa berjalan sesuai dengan jalurnya.
Robot yang sedang mereka rakit adalah RoboBOX 3.0. Robot edukasi buatan Thailand. "Gampang kok," kata Billy saat ditanya mengenai kerumitan merakit robot.
Menurut Muliady, Kepala Laboratorium Robotika dan Mekatronika, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Maranatha, karakter dari RoboBOX ini adalah lebih ke programing. Disamping itu walaupun sudah lengkap satu set, namun RoboBOX bisa dirakit dengan set yang lain seperti spare part milik Tamiya ataupun yang
lainnya.
"RoboBOX lebih menekankan pada programing. Untuk rancang bangun mereka kurang. Tapi uniknya, kekurangan tersebut bisa ditambah dengan spare part dari merek lainnya seperti Tamiya," katanya.
Seperti yang dilakukan Billy dan Ruben. Mereka berdua menggunakan roda dan as gear milik Tamiya untuk melengkapi robot ciptaannya.
Jika dibandingkan dengan merek lainnya, RoboBOX tergolong lebih murah. Namun pengamatan detikINET, robot dari Negeri Gajah Putih ini menggunakan material yang tampaknya lebih rapuh. Berbeda dengan Lego atau Fischerteknik yang materialnya lebih solid.
Di pasaran, satu set I-robo hanya Rp 1,9 juta dan roboBOX hanya sekitar Rp 2,3 juta. Jauh lebih murah jika dibandingkan dengan Lego dibanderol Rp 4,6 juta, Fischertechnik sekitar Rp 8-9 juta.
bagus
semoga bermanfaat