Di tempat itu, anak - anak akan dilatih dengan gaya militer dengan rutinitas seperti prajurit lengkap dengan seragam militer. Mereka akan menempelkan salju ke tubuh mereka yang bertelanjang dada, berbaring di salju dan lumpur, dan aktivitas lain seperti yang dilakukan prajurit militer sebenarnya. Selain diberi "siksaan", mereka juga diajarkan cara menunggangi kuda dan diberi berbagai pelatihan agar kreativitas mereka terasah.
Program pelatihan ini bertujuan membuat anak-anak ini menjadi lebih kuat dan bertanggung jawab. Selama pelatihan, para peserta tidak diperbolehkan untuk bergantung dan mengandalkan orangtua mereka. Disana, mereka benar - benar sendiri. Mereka juga tidak diperbolehkan menggunakan komputer dan hanya diberi waktu satu jam sehari untuk menggunakan handphone, hal itu untuk mencegah mereka bermain game melalui handphone.
Salah satu anak berusia 15 tahun yang bernama Kang Han Sol mengatakan "Ibu saya menyuruh saya mengikuti program pelatihan ini karena saya terlalu banyak bermain game. Saya berharap program ini bisa membuat saya menjadi lebih baik, jadi saya bisa berhenti bermain game dan lebih fokus dalam belajar."
"Saat ini, anak - anak menjadi egois dan terlalu bergantung pada orangtua mereka. Mereka bahkan menjadi kasar dan tidak menghormati orang yang lebih tua. Selain itu, mereka menjadi mudah menyerah saat menghadapi masalah. Hal ini tidak bisa diterima di negara kita. Untuk alasan itu, orangtua mengirim anak mereka ke pelatihan militer ini untuk membantu mereka menjadi lebih baik." ujar salah satu instruktur.